Merdekabelajar.id
Informasi Terkini
FR dan Kisi-kisi Soal SKD CPNS 2024 Terbaru!

Sabtu, 19 Oktober 2024 08:04 WIB | dilihat: 1122 kali
Foto: Ilustrasi

Pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS 2024 dimulai pada 16 Oktober 2024, langsung menimbulkan ketegangan di kalangan peserta yang berlomba untuk meraih nilai terbaik. Ujian ini mencakup berbagai aspek, mulai dari wawasan kebangsaan, logika penalaran, hingga kemampuan teknis, menjadikannya tantangan yang tidak mudah.

Setelah hari pertama tes SKD, berbagai tren terkait bocoran soal SKD CPNS 2024 ramai diperbincangkan di media sosial. Simak artikel ini untuk mendapatkan laporan langsung dari lapangan mengenai bocoran soal-soal yang muncul dalam ujian.


Apa itu Field Report?

Field Report (FR) adalah laporan langsung dari lokasi ujian yang mengungkapkan jenis soal-soal yang dihadapi peserta. Dalam konteks FR SKD, laporan ini mengulas tipe soal yang pernah diujikan dan bagaimana peserta menanggapinya.


FR TWK (Tes Wawasan Kebangsaan)

Pada Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), peserta tidak hanya dihadapkan pada pengetahuan umum tentang sejarah dan nilai-nilai Pancasila, tetapi juga diminta menganalisis isu-isu terkini seperti netralitas ASN dalam pemilu. Soal-soal ini menuntut pemahaman kritis tentang sejarah, etika, dan politik kebangsaan, bukan sekadar hafalan. Peserta perlu memahami bagaimana nasionalisme dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan bahkan di dunia digital, seperti mengekspresikan nasionalisme di media sosial.


FR TIU (Tes Intelegensi Umum)

Tes Intelegensi Umum (TIU) memberikan tantangan besar dengan berbagai soal logika, termasuk silogisme, deret angka, dan soal cerita yang memerlukan pemahaman matematis. Salah satu soal menarik berkaitan dengan pembelian beras dengan anggaran terbatas, di mana peserta harus menghitung jumlah kilogram beras yang dapat dibeli. Meskipun tampak sederhana, soal ini menuntut perhitungan yang teliti untuk menghindari jebakan.


FR TKP (Tes Karakteristik Pribadi)

Tes Karakteristik Pribadi (TKP) menguji kemampuan berpikir praktis dan logis peserta dalam menghadapi isu-isu terkini, seperti penggunaan isu SARA dalam kampanye politik. Peserta harus cepat berpikir dan menunjukkan integritas, sejalan dengan karakter ideal seorang aparatur sipil negara. Tantangan terbesar di sini adalah memilih jawaban yang paling tepat di antara opsi yang semuanya tampak benar.


Soal Bahasa Indonesia

Meski jumlahnya terbatas, soal Bahasa Indonesia tetap menuntut konsentrasi tinggi, terutama dalam hal tata bahasa dan pemahaman bacaan. Peserta sering kali harus melakukan analisis cepat dan jeli agar tidak salah menginterpretasi soal.

Field Report ini memberikan gambaran soal-soal yang dihadapi dalam SKD CPNS 2024, menyoroti tren terbaru dan berbagai tantangan yang dialami peserta. Terus pantau informasi ini agar semakin siap menghadapi ujian.

 

Kisi-kisi Soal TWK

Berikut adalah kisi-kisi materi yang muncul dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) pada SKD CPNS berdasarkan informasi yang diberikan:

  1. Hafalan:
    Soal hafalan sangat sedikit, bahkan ada yang sama sekali tidak membutuhkan hafalan.

  2. Penalaran Nilai-Nilai Pancasila:
    Soal lebih banyak menguji penalaran tentang penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, bukan sekadar hafalan.

  3. Penalaran Nilai-Nilai Kehidupan:
    Penekanan pada pemahaman dan penerapan nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

  4. Penalaran tentang Nasionalisme, Integritas, Bela Negara, Pilar Negara:
    Menguji pemahaman tentang penerapan sikap Nasionalisme, Integritas, Bela Negara, Pilar Negara, terutama dalam konteks situasi aktual di Indonesia.

  5. Amandemen UUD 1945:
    Bukan soal hafalan, melainkan soal yang berkaitan dengan implementasi amandemen UUD dalam kehidupan sehari-hari.

  6. Bahasa Indonesia:
    Materi yang diuji mencakup pemahaman ide pokok, inti kalimat, makna kata bercetak miring, dan kesimpulan dalam sebuah teks.

  7. Sejarah Kemerdekaan:
    Soal-soal berkaitan dengan peristiwa sebelum, saat, dan pasca kemerdekaan, termasuk BPUPKI dan PPKI.

  8. Penalaran tentang Netralitas ASN:
    Menguji pemahaman tentang prinsip dan penerapan netralitas Aparatur Sipil Negara dalam berbagai situasi.

  9. Sejarah Organisasi dan Implementasinya:
    Mencakup soal mengenai sejarah organisasi pergerakan Indonesia dan implementasinya dalam kehidupan berbangsa.

  10. Penalaran:
    Ada soal penalaran yang pendek dan ada yang panjang, menuntut kemampuan analitis peserta.

  11. Organisasi Pergerakan Indonesia:
    Soal terkait organisasi pergerakan yang berperan penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan.

  12. Implementasi Tugas Lembaga Negara:
    Menguji pemahaman tentang fungsi dan tugas lembaga negara, termasuk Mahkamah Konstitusi (MK).

  13. Tugas Mahkamah Konstitusi (MK):
    Soal yang berkaitan dengan peran dan tugas MK sebagai lembaga negara.

  14. Mengatasi Konflik:
    Soal yang meminta peserta untuk mencari solusi dalam mengatasi konflik dengan berbagai pendekatan.

  15. Pemilu dan Integritas:
    Menguji pemahaman tentang pelaksanaan pemilu yang jujur, adil, dan prinsip integritas.

  16. Hak Asasi Manusia (HAM):
    Materi berkaitan dengan pemahaman dan penerapan prinsip-prinsip HAM.

  17. Soal TWK Seperti TKP:
    Beberapa soal memiliki karakteristik seperti TKP (Tes Karakteristik Pribadi), dengan narasi panjang dan opsi yang memerlukan penalaran kontekstual.


Kisi-kisi ini mencerminkan soal yang menekankan penalaran dan penerapan nilai-nilai dasar, sehingga persiapan sebaiknya difokuskan pada pemahaman mendalam daripada hafalan.

 

Kisi-kisi Soal TIU:

Berikut adalah kisi-kisi materi yang muncul dalam Tes Intelegensi Umum (TIU) pada SKD CPNS berdasarkan informasi yang diberikan:

  1. Analisis Tabel:
    Soal tentang analisis tabel dengan berbagai bentuk, termasuk soal perbandingan satu-satu (1:1).
    Mencakup soal tentang pecahan, yang terkadang membutuhkan penalaran lebih dalam.

  2. Analogi 3 Kata:
    Soal analogi melibatkan tiga kata yang mengharuskan peserta memahami hubungan di antara kata-kata tersebut.

  3. Soal Cerita:
    Banyak soal cerita yang tergolong sederhana, tetapi tetap memerlukan pemahaman konsep dasar untuk menyelesaikannya.

  4. Silogisme 2 Premis:
    Soal logika yang melibatkan dua premis untuk menarik kesimpulan.

  5. Deret Angka:
    Terdapat berbagai tingkat kesulitan, dengan beberapa deret yang cukup mudah dan lainnya yang menantang.
    Penting untuk banyak berlatih agar dapat menyelesaikan soal dengan cepat.

  6. Figural:
    Soal figural sulit dengan pola yang bervariasi. Jumlah soal figural bisa bervariasi, mulai dari 6, 10, hingga 14 soal.
    Mencakup soal figural 9 kotak yang menuntut kemampuan visual dan logika.

  7. Pecahan dalam Tabel:
    Tabel yang berisi nilai-nilai pecahan, sering kali digunakan untuk menguji kemampuan dalam menganalisis data.

  8. Soal Tambahan Pekerja:
    Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan penambahan pekerja untuk menyelesaikan suatu tugas dalam waktu tertentu.

  9. Perbandingan Senilai:
    Soal yang berkaitan dengan perbandingan senilai, seperti bensin dan jarak tempuh.

  10. Persentase Keuntungan:
    Menghitung persentase keuntungan dalam berbagai konteks, seperti harga jual dan pembelian.

  1. Soal Akar dan Pangkat:
    Menguji pemahaman tentang operasi akar dan pangkat dengan tingkat kesulitan yang sederhana.
  1. Banyaknya Deret Angka:
    Soal deret angka keluar dalam jumlah besar, dengan tingkat kesulitan yang bervariasi, dari mudah hingga sulit.
  1. Mencari Kesimpulan dari Tabel:
    Menentukan kesimpulan yang tepat berdasarkan data yang disajikan dalam tabel.

Kisi-kisi ini menunjukkan bahwa TIU pada SKD CPNS menekankan kemampuan logika, analisis data, dan pemecahan masalah. Peserta disarankan untuk banyak berlatih dalam berbagai tipe soal untuk meningkatkan kecepatan dan ketepatan dalam menjawab.

 

Kisi-kisi Soal TKP:

Berikut adalah kisi-kisi materi yang muncul dalam Tes Karakteristik Pribadi (TKP) pada SKD CPNS berdasarkan informasi yang diberikan:

  1. Karakteristik Soal:
    Soal-soal TKP umumnya panjang, sehingga membutuhkan kemampuan membaca cepat dan memahami konteks situasi.
    Dengan latihan yang rutin, peserta akan lebih terbiasa dan dapat mengerjakan soal dengan lebih efisien.

  2. Teknologi:
    Banyak soal yang berkaitan dengan teknologi, terutama penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja.

  3. Situasi Terkini:
    Menguji pemahaman dan sikap terhadap isu-isu hangat atau situasi yang sedang menjadi perhatian publik saat ini.

  4. Manajemen Waktu dan Prioritas:
    Terdapat soal yang menguji kemampuan menempatkan diri dalam situasi di mana harus memilih antara menyelesaikan pekerjaan utama dengan tugas lain yang mendesak.

  5. Inovasi di Kantor:
    Soal tentang bagaimana seseorang dapat menghadirkan inovasi atau gagasan baru dalam lingkungan kerja.

  6. Tanggapan terhadap Spionase:
    Menguji kemampuan peserta untuk merespons situasi yang melibatkan tindakan spionase atau ancaman terhadap kerahasiaan informasi.

  7. Daya Nalar:
    Soal-soal masih bisa dinalar meskipun menantang, namun tidak sekompleks soal pada Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).


Kisi-kisi ini menunjukkan bahwa TKP dalam SKD CPNS fokus pada kemampuan berpikir kritis, adaptasi terhadap perubahan, manajemen waktu, dan inovasi. Peserta sebaiknya berlatih menghadapi berbagai jenis situasi dalam soal dan mengembangkan pemahaman yang baik tentang isu-isu terkini serta penerapan teknologi dalam pekerjaan.



Field Report Soal CPNS

Berikut adalah beberapa contoh soal yang muncul dalam ujian sesuai dengan field report:


Soal 1 TWK

Pada masa BPUPKI dan PPKI, tokoh-tokoh seperti Soekarno, Moh. Hatta, Moh. Yamin menunjukkan integritas yang tinggi dalam memimpin proses perumusan dasar negara Indonesia. Bagaimana pengaruh integritas yang ditunjukkan oleh tokoh-tokoh BPUPKI dan PPKI terhadap stabilitas politik dan kesatuan bangsa Indonesia?

  • A. Menciptakan persatuan yang kuat di antara kelompok masyarakat.
  • B. Meneguhkan keyakinan rakyat pada proses pembentukan negara.
  • C. Memberikan landasan yang kokoh untuk stabilitas politik dan kesatuan bangsa.
  • D. Meredakan konflik internal melalui dialog dan kesepakatan.
  • E. Membangun kepercayaan publik terhadap pemerintahan yang ada.

Jawaban: C

Penjelasan:

Integritas yang tinggi ditunjukkan oleh para tokoh BPUPKI dan PPKI, seperti Soekarno, Moh. Hatta, dan Moh. Yamin, memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap stabilitas politik dan kesatuan bangsa Indonesia. Berikut adalah penjelasan lebih rinci:

  • Proses perumusan dasar negara yang inklusif: Para tokoh ini berhasil merumuskan dasar negara Pancasila melalui proses musyawarah mufakat yang melibatkan berbagai kelompok dan golongan. Proses yang inklusif ini menciptakan rasa memiliki dan kebersamaan di antara seluruh rakyat Indonesia.
  • Keteladanan dalam kepemimpinan: Tokoh-tokoh ini menjadi teladan bagi bangsa dengan menunjukkan sikap jujur, adil, dan bertanggung jawab. Keteladanan mereka menginspirasi generasi penerus untuk memiliki integritas yang sama dalam membangun bangsa.
  • Landasan ideologi yang kuat: Pancasila sebagai hasil rumusan BPUPKI dan PPKI menjadi ideologi negara yang kuat dan menyatukan seluruh rakyat Indonesia. Pancasila memberikan nilai-nilai luhur yang menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
  • Resolusi konflik secara damai: Dalam proses perumusan dasar negara, berbagai perbedaan pendapat dan kepentingan kelompok muncul. Namun, para tokoh berhasil meredakan konflik melalui dialog dan musyawarah, sehingga tercipta kesepakatan bersama.

Mengapa opsi lain kurang tepat:

  • A. Menciptakan persatuan yang kuat di antara kelompok masyarakat: Opsi ini benar, namun tidak mencakup seluruh aspek pengaruh integritas para tokoh.
  • B. Meneguhkan keyakinan rakyat pada proses pembentukan negara: Opsi ini juga benar, namun lebih fokus pada aspek kepercayaan rakyat daripada stabilitas politik secara keseluruhan.
  • D. Meredakan konflik internal melalui dialog dan kesepakatan: Opsi ini hanya mencakup salah satu aspek pengaruh integritas, yaitu dalam menyelesaikan konflik.
  • E. Membangun kepercayaan publik terhadap pemerintahan yang ada: Opsi ini lebih fokus pada aspek pemerintahan daripada stabilitas politik dan kesatuan bangsa secara keseluruhan.

Kesimpulan:

Integritas yang tinggi dari para tokoh BPUPKI dan PPKI dalam merumuskan dasar negara Indonesia telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi stabilitas politik dan kesatuan bangsa. Pancasila sebagai hasil rumusan mereka menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia hingga saat ini.

 

Soal 2 TIU

Harga 3 kg beras adalah 27 ribu rupiah. Ibu Siti ingin membeli beras dan membawa uang sebesar 150 ribu rupiah. Namun, Ibu Siti juga harus menyisihkan 30 ribu rupiah dari uang tersebut untuk membeli kebutuhan lain. Berapa kilogram beras maksimal yang bisa dibeli Ibu Siti?

  • A. 11 kg
  • B. 12 kg
  • C. 13 kg
  • D. 14 kg
  • E. 15 kg

Jawaban: B. 12 kg

Penjelasan:

  1. Harga per kilogram beras:
    Jika 3 kg beras harganya 27 ribu rupiah, maka harga 1 kg beras adalah 27.000 rupiah / 3 = 9.000 rupiah.

  2. Sisa uang yang dapat digunakan untuk membeli beras:
    Ibu Siti membawa 150 ribu rupiah, tetapi harus menyisihkan 30 ribu rupiah, sehingga uang yang tersedia untuk membeli beras adalah 150.000 rupiah - 30.000 rupiah = 120.000 rupiah.

  3. Jumlah beras yang bisa dibeli:
    Dengan uang 120.000 rupiah, jumlah kilogram beras yang bisa dibeli adalah 120.000 rupiah / 9.000 rupiah/kg = 12 kg.

Jadi, Ibu Siti dapat membeli maksimal 12 kg beras.

 

Soal 3 TKP

Sebagai seorang petugas PPS (Panitia Pemungutan Suara) dalam sebuah daerah dengan tingkat polarisasi politik yang tinggi, Anda dihadapkan pada situasi di mana salah satu pasangan calon menggunakan isu SARA (Suku, Agama, Ras, Antargolongan) dalam kampanyenya. Di tengah tekanan untuk menjaga netralitas dan integritas pemilu, Anda merasa dilema antara kewajiban untuk menegakkan aturan dan menjaga kerukunan masyarakat.

Manakah tindakan yang paling tepat Anda lakukan dalam situasi ini?

  • A. Menegakkan aturan secara tegas dengan melaporkan pelanggaran tersebut kepada pihak berwenang, meskipun berisiko memicu konflik yang lebih besar.
  • B. Menjaga netralitas dengan tidak mengambil tindakan apapun, berharap situasi dapat mereda dengan sendirinya.
  • C. Membuat formulasi kampanye tandingan yang lebih bernuansa positif, dengan harapan dapat meredam pengaruh kampanye negatif.
  • D. Berperan sebagai pengayom masyarakat dengan mencoba memediasi antara kedua belah pihak yang berkonflik.
  • E. Mengumpulkan bukti kampanye SARA dan berkonsultasi dengan atasan atau lembaga pemilu untuk menentukan langkah sesuai regulasi.

Jawaban: E (Poin 5), E (Poin 4),  A (Poin 3), B (Poin 2), C (Poin 1)

Penjelasan:

Meskipun niat untuk menjadi penengah sangat terpuji, opsi D (berperan sebagai pengayom masyarakat dengan mencoba memediasi) tidak sepenuhnya tepat dalam situasi ini. Alasannya:

  • Pelanggaran Aturan: Penggunaan isu SARA dalam kampanye adalah pelanggaran yang serius dan harus ditindak tegas. Membiarkannya begitu saja dapat memberikan preseden buruk dan merugikan proses demokrasi.
  • Konflik Kepentingan: Sebagai petugas PPS, Anda memiliki kewajiban untuk menjaga netralitas dan menegakkan aturan pemilu. Jika Anda bertindak sebagai mediator, Anda dapat dianggap memihak salah satu pihak.

Pilihan yang lebih tepat adalah E. Mengumpulkan bukti kampanye SARA dan berkonsultasi dengan atasan atau lembaga pemilu untuk menentukan langkah sesuai regulasi.

Mengapa opsi E lebih tepat?

  • Penegakan Aturan: Dengan mengumpulkan bukti, Anda memberikan dasar yang kuat untuk melaporkan pelanggaran tersebut kepada pihak berwenang.
  • Kolaborasi: Dengan berkonsultasi, Anda melibatkan pihak-pihak yang lebih berwenang dalam mengambil keputusan. Ini memastikan bahwa tindakan yang diambil sesuai dengan regulasi dan prosedur yang berlaku.
  • Menjaga Netralitas: Anda tetap berada dalam posisi netral sebagai petugas PPS, namun tetap mengambil tindakan yang diperlukan untuk menegakkan aturan.

Langkah-langkah yang dapat Anda lakukan setelah mengumpulkan bukti:

  1. Laporkan ke Bawaslu: Bawaslu adalah lembaga yang berwenang mengawasi pelaksanaan pemilu.
  2. Koordinasi dengan pihak keamanan: Jika situasi semakin memanas, koordinasi dengan pihak keamanan sangat penting untuk menjaga ketertiban.
  3. Sosialisasikan pentingnya pemilu damai: Lakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kerukunan dan menghindari isu SARA dalam kampanye.

Kesimpulan:

Menghadapi situasi yang sensitif seperti ini, tindakan yang paling tepat adalah dengan:

  • Menegakkan aturan: Laporkan pelanggaran kepada pihak yang berwenang.
  • Menjaga netralitas: Tetap bersikap netral sebagai petugas PPS.
  • Kolaborasi: Bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan masalah.

Dengan cara ini, Anda berkontribusi dalam menjaga integritas pemilu dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pelaksanaan demokrasi.


Sumber: internet